Ilmu
Budaya Dasar
Manusia
dan Cinta Kasih
Kelompok
2
Disusun
Oleh :
1. Agnesia
Julie Puspita (10219281)
2. Diaz
Muh. Fadhilah Rahmat (11219773)
3. Nabilah
Salsabila (14219581)
4. Ryan
Aufa Wijaya (15219784)
5. Salsabila
Azzahra (15219851)
Manusia dan Cinta Kasih
A. Pengertian
Manusia, Cinta Kasih, dan Keduannya
1.
Pengertian Manusia
Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilah kebudayaan,
atau secara campuran. Secara Biologis
manusia diklasifikasikan sebagai Homo Sapiens
(Bahasa Latin yang berarti "manusia
yang tahu"), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang
dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal Kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang
bervariasi. Dalam Agama, dimengerti
dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup. Dalam Mitos, mereka juga seringkali
dibandingkan dengan ras lain. Dalam Antropologi
kebudayaan mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi
mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama
berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok, dan lembaga untuk dukungan
satu sama lain serta pertolongan.
Penggolongan manusia yang paling utama adalah
berdasarkan jenis kelaminnya. Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang
baru lahir entah laki-laki atau perempuan. Anak muda laki-laki dikenal sebagai
putra dan laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda perempuan dikenal sebagai
putri dan perempuan dewasa sebagai wanita.
Penggolongan lainnya adalah berdasarkan usia mulai
dari janin, bayi, balita, anak-anak, remaja, akil balik, pemuda/i, dewasa, dan
(orang) tua.
Selain itu masih banyak penggolongan-penggolongan yang
lainnya, berdasarkan ciri-ciri fisik
(warna kulit, rambut, mata; bentuk hidung; tinggi badan), afiliasi sosio-politik-agama (penganut agama/kepercayaan XYZ, warga
negara XYZ, anggota partai XYZ), hubungan kekerabatan (keluarga: keluarga
dekat, keluarga jauh, keluarga tiri, keluarga angkat, keluarga asuh) dan lain
sebagainya.
2. Pengertian
Cinta Kasih
Menurut
kamus umum Bahasa Indonesia, cinta adalah rasa sangat suka kepada ataupun rasa
sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kasih artinya perasaan
sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian arti cinta
kasih hampir bersamaan, sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta.
Walaupun
cinta kasih mengandung arti hampir bersamaan, namun terdapat perbedaan juga
antara keduanya. Cinta lebih mengandung pengertian mendalamnya rasa, sedangkan
kasih lebih keluarnya dengan kata lain bersumber dari cinta yang mendalam
itulah kasih dapat diwujudkan secara nyata.
Cinta
memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, sebab cinta merupakan
landasan dalam kehidupan perkawinan, pembentukan keluarga dan pemeliharaan
anak, hubungan yang erat di masyarakat dan hubungan manusiawi yang akrab.
Demikian pula cinta adalah pengikat yang kokoh antara manusia dengan Tuhannya
sehingga manusia menyembah Tuhan dengan ikhlas mengikuti perintah-Nya dan
berpegang teguh pada syariat-Nya.
Pengertian
tentang cinta dikemukakan juga oleh Dr.
Sarlito W. Sarwono. Dikatakannya bahwa cinta memiliki tiga unsur yaitu
keterkaitan, keintiman dan kemesraan. Yang dimaksud dengan keterkaitan adalah
adanya perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas untuk dia, tidak mau
pergi bersama orang lain kecuali dengan dia. Kalau janji dengan dia harus
ditepati. Unsur yang kedua adalah keintiman, yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan
dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa antara anda dengan dia sudah tidak ada
jarak lagi. Panggilan-panggilan formal seperti bapak, ibu, saudara digantikan
dengan sekedar memanggil nama atau sebutan sayang dan sebagainya. Unsur yang
ketiga adalah kemesraan yaitu, adanya rasa ingin membelai atau dibelai, rasa
kangen kalau jauh atau lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang
mengungkapkan rasa sayang, dan seterusnya.
3.
Pengertian
Manusia dan Cinta Kasih
Hidup
tanpa cinta itu kosong. Cinta amat penting dalam kehidupan manusia. Belumlah
sempurna hidup seseorang jika dalam hidupnya tidak pernah dihampiri perasaan
cinta. Karena manusia didunia tidak hanya seorang diri, melainkan selalu
melibatkan pihak lain, dengan istilah cinta tersebut haruslah diartikan, baik
mencintai maupun dicintai.
Menurut
Prof. Dr. Louis Leahy S.J, pada
hakikatnya cintalah yang terdapat pada asal mula dari hidup, sekurang-kurang
rasa cinta akan diri sendiri. (Louis Leahy : 1984).
Dalam
diri setiap manusia terdapat dua sumber kekuatan yang menggerakkan nya untuk
berbuat termasuk untuk mencintai atau dicintai. Dua sumber kekuatan itu adalah
akal dan budi di satu pihak, dan nafsu dipihak lain. Jadi, perasaan cinta dapat
dipengaruhi oleh dua sumber yaitu, perasaan cinta yang digerakkan oleh akal
budi dan perasaan cinta yang digerakkan oleh nafsu. Yang pertama disebut cinta
sejati (cinta tanpa pamrih), sedangkan yang kedua disebut cinta nafsu (cinta
pamrih). Oleh Prof. Dr. Louis Leahy S.J,
menyatakan bahwa cinta tanpa berpamrih disebut cinta kebaikan, sedangkan cinta
pamrih disebut cinta utilitaris atau yang bermanfaat artinya yang mengindahkan
kepentingan diri sendiri.
Cinta
kasih atau cinta sejati adalah cinta kemanusiaan yang tumbuh dan berkembang
dalam lubuk sanubari setiap manusia, bukan dorongan suatu kepentingan melainkan
atas dasar kesadaran bahwa hakikatnya manusia itu satu. Cinta kasih itu
meliputi seluruh dunia, tanpa melihat suku bangsa, warna kulit, agama dan
sebagainya dan tidak mengenal batas waktu. Cinta kasih bersifat abadi, karena
ia tidak bergantung kepada sesuatu yang ada dan melekat pada sesuatu yang
dicintai. Cinta kasih keberadaannya bukan disebabkan oleh unsur-unsur yang
bersifat internal, yang berkembang didalam diri kita masing-masing.
B. Jenis-jenis Cinta
Membahas jenis-jenis cinta sepertinya
menjadi sesuatu yang cukup manis dan juga menarik. Bagaimana memiliki pandangan
tersendiri terhadap cinta. Sebagaimana kita ketahui, kita sering mengartikan
cinta sebagai sebuah bentuk rasa suka, kasih sayang terhadap sesuatu entah itu
manusia, benda atau bentuk lain.
Mengartikan cinta mungkin akan
membutuhkan pemahaman yang lebih banyak. Namun demikian, ada tokoh dalam
psikologi yang membahas mengenai jenis-jenis cinta yang
tentu saja kita bisa mulai identifikasi sehingga kita dapat mengetahui ragam
cinta
Salah satu tokoh yang cukup terkenal
dalam membagi jenis cinta ini adalah Robert Sternberg. Sternberg merupakan
seorang Psikolog yang mengukur struktur cinta itu sendiri berdasarkan
tingkatannya, teori cinta
Sternberg dikenal juga sebagai The Triangular Theory
of Love. Setidaknya ada tujuh macam dari jenis cinta versi Sternberg.
Dalam perkembangannya, cinta ini kemudian bisa dipilah lagi berdasarkan
sejarahnya. Simak ulasannya berikut ini.
1. Suka
: Bisa dibilang,
suka merupakan tingkatan cinta yang paling sederhana dan rendah. Rasa suka
hanya sebatas pada ketertarikan terhadap individu atau pun objek lain. Suka
merupakan bentuk cinta yang mungkin tidak memiliki suatu hubugan lebih dari
sekedar pertemanan, persahabatan atau ketertarikan saja. Oleh karenanya, suka
biasanya justru menjadi awal mula dari terbentuknya sebuah rasa cinta. Umumnya,
bentuk suka ini tidak bisa kemudian disebut sebagai sebuah bentuk relationship.
Kita mungkin perlu tahu beberapa fakta
psikologi tentang jatuh cinta, dimana salah satunya selalu diawali
oleh suka.
2.
Cinta Gila :Cinta gila biasanya hanya dilandasi oleh
dengan perasaan nafsu semata saja. Seseorang memiliki motif untuk mencintain
sesuatu karena perasaan yang sifatnya memang adalah obsesi semata. Ini kemudian
bisa kita sebut sebagai sebuah cinta gila.
Obsesi yang ada mungkin akan meledak-ledak karena
ketika menginginkannya hanya akibat nafsu saja. Manakala nafsu tersebut hilang,
maka rasa cinta yang ada juga bisa saja hilang begitu saja. Jenis cinta ini
termasuk dalam jenis cinta yang kurang pantas untuk dimiliki seseorang. Cinta
gila mungkin juga bisa menjadi salah satu ciri-ciri
psikopat jatuh cinta.
3.
Cinta Hampa : Berkebalikan dengan cinta gila, cinta
hampa justru terjadi ketika kita mengalami rasa sayang, suka tetapi tidak
disertai dengan keintiman atau komitmen yang kuat. Cinta yang ada hanya sebatas
pada rasa sayang dan berasa “formalitas” saja.
Hubungan yang ada memang masih berlandaskan oleh
cinta, namun tanpa adanya komitmen di dalamnya. Sedikit sulit memang untuk
menggambarkan cinta hampa ini seperti apa, namun pada dasarnya, cinta hampa
juga termasuk jenis cinta yang sebaiknya kita hindari.
4.
Cinta Saling Melengkapi : Cinta yang saling melengkapi merupakan
bentuk keseimbangan antara cinta gila dan juga cinta hampa. Di dalamnya, ada
gairah atau nafsu yang diiringi dengan bentuk komiten serta tanggung jawab.
Cinta yang saling melengkapi ini akan membentuk suatu perasaan yang saling
terikat, tanpa harus memberikan suatu judgement tertentu.
Bentuk cinta ini memang bagus, namun demikian
seringkali juga akan muncul konflik manakala salah satu unsur (gairah atau
komitmen) melemah. Oleh karenanya, penting untuk selalu mempertahankan gairah
dan komitmen seimbang supaya bisa tercipta cinta yang saling melengkapi.
5.
Cinta Sempurna : Sternberg menjelaskan cinta itu terdiri
dari tiga macam unsur, yakni gairah, keintiman dan kasih sayang. Manakala
ketiga unsur ini sama-sama kuat, maka akan terbentuklah cinta yang sempurna.
Biasanya dengan bentuk cinta yang sempurna ini, kita
dan pasangan akan menjalin hubungan yang sangat kuat. Bentuk cinta ini mungkin
boleh dibilang sebagai sebuah relationship goal. Banyak dari kita
mungkin melihat contoh cinta sempurna ini pada lansia yang saling menunjukkan
kasih sayang terhadap pasangannya.
6.
Cinta Romantis : Cinta yang romantis, umumnya terbentuk
ketika unsur kasih sayang lebih menonjol dibandingkan unsur yang lainnya. Di
dalamnya, kita mungkin akan melihat banyak hal-hal yang sifatnya sangat indah
dan menarik. Romansa-romansa terbentuk dengan adanya jenis cinta ini.
Sayangnya, karena hanya satu unsur saja yang menonjol,
maka bisa saja bentuk romantis yang ditunjukkan dalam jenis cinta ini tidak
akan bertahan lama sebab tidak ada unsur keintiman atau gairah yang akan
menciptakan komitmen dalam jangka panjang.
7.
Philia : Bila keenam jenis cinta sebelumnya
dijelaskan oleh Sternberg melalui teori segitiga cintanya, maka ada jenis cinta
yang lainnya yang disebut sebagai Philia. Cinta yang disebut Philia ini
merupakan cinta yang ditunjukkan oleh dua orang yang bersahabat.
Bentuk cinta ini juga dikenal sebagai bentuk cinta
Platonis. Cinta Platonis tidak berlandaskan oleh nafsu, sehingga bentuk cinta
ini lebih cenderung pada persahabatan, ketergantungan dan kepercayaan. Dua
orang sahabat yang terlibat saling menyayangi mungkin hanya sebatas pada cinta
philia semata.
8.
Pragma : Seiring dengan berjalannya waktu, cinta
akan tumbuh dan berkembang menjadi sebuah komitmen bersama. Inilah yang disebut
dengan pragma. Bentuk cinta ini umumnya akan dipupuk sedikit demi sedikit,
hingga tumbuh seiring berjalannya waktu. Jenis cinta ini umumnya juga memiliki
sifat yang praktis, dimana tujuan akhir dari proses saling mencintai tersebut
adalah tentang bagaimana kita bisa saling menyayangi.
9.
Agape : Agape dalam psikologi cinta menggambarkan
bentuk cinta tanpa syarat yang bisa dilakukan secara universal. Biasanya di
sini aspek spiritual menjadi landasan timbulnya cinta tersebut. Seseorang
mungkin akan memiliki rasa cinta hanya karena keinginannya saja yang memang
ingin untuk menyayangi sesuatu. Kebutuhan akan rasa menyayangi inilah yang
kemudian bisa disebut agape.
10. Storge
: Storge merupakan
jenis cinta yang terjadi di dalam hubungan keluarga. Seperti misalnya, rasa
cinta orang tua kepada anak, adik kepada kakak dan sebagainya. Ini adalah salah
satu jenis-jenis cinta dalam psikologi yang memang mudah kita temui dalam
kehidupan sehari-hari.
C. Contoh Kasus Manusia
dan Cinta Kasih
Ratusan
warga dari berbagai wilayah berkumpul untuk mengikuti Parade Bhineka Tunggal Ika di kawasan Patung Kuda, jalan MH
Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu (19/11/2016). Warga mengikuti Parade Bhineka Tunggal Ika untuk
merekatkan kembali rasa persatuan bangsa dan juga menjadi momentum refleksi
atas sejumlah kejadian yang terjadi beberapa waktu belakangan, seperti
pengeboman Gereja Oikumene, Sengkotek, Samarinda, Kalimantan Timur, pada 13
November 2016.
Hati
yang dipenuhi Cinta Kasih akan memberi rasa nyaman dan membuat hubungan dengan sesama
menjadi indah.
Psikolog
Bona Sardo mengatakan, cinta kasih
ibarat sebuah tangki yang harus diisi setiap saat setiap hari. Kurangnya cinta
kasih bisa menimbulkan kebencian sesama manusia. Bagaimana caranya untuk
memupuk cinta dan kasih sayang ini?
“Agar
kita menjadi lebih mencintai dan mengasihi satu sama lain, pertama kita
menyadari dulu bahwa manusia itu berbeda. Manusia itu unik. Karena berbeda,
manusia punya kelompok-kelompoknya sendiri yang harus kita hargai,” tutur Bona saat dihubungi Kompas.com, Senin
(13/2/2017).
Menurut
Bona, setiap manusia bisa keliru,
tak selalu benar. Mengumbar kebencian terus-menerus hanya akan mengganggu
relasi dengan orang lain, menguras energi, dan memicu stres.
Psikolog
yang praktik di RS Mitra Keluarga Depok ini mengatakan, mengajarkan cinta kasih
kepada orang dewasa terkadang lebih penuh tantangan. Sebab, orang dewasa sudah
memiliki skema berpikir sendiri.
Tak
mudah mengurangi proporsi kebencian yang besar dalam diri seseorang. Diperlukan
kesadaran dari dalam diri orang itu sendiri. Walau begitu, orang terdekat bisa
mengingatkan.
“Orang
terdekat, mungkin sahabatnya, bisa menegur secara sehat. Kalau dibiarkan saja,
orang itu akan merasa dia adalah yang benar. Dengan ditegur, setidaknya orang
akan berpikir, oh berarti saya salah,” kata Bona.
Untuk
mengusir rasa bensi, ubahlah kebiasaan mengumbar hal negatif menjadi lebih
positif, baik itu dalam aktivitas sehari-hari maupun dalam percakapan di media
sosial. Percayalah, penuh cinta kasih akan membuat hati lebih nyaman dibanding
penuh kebencian.
Daftar Pustaka
.